Rabu, 12 September 2007

NILAI 11 UNTUK CIUMAN HARRY



Mantra Harry Potter kembali "menyihir" dunia. Di film kelima ini, selain makin seru, Harry mulai mengenal cinta dan mendapat ciuman pertamanya!

Dibanding empat film sebelumnya, Order of the Phoenix bisa dibilang bukan film anak-anak lagi. Nuansa film yang disutradarai David Yates ini lebih "gelap" dan penuh aksi laga, antara lain pertempuran antara Harry (Daniel Radcliffe) dan kawan-kawannya melawan Pelahap Maut.

Petualangan Harry dibuka dengan menghadapi persidangan atas dirinya di Kementerian Sihir. Ia disidang karena dianggap menggunakan mantra di daerah dan di hadapan Muggle (manusia yang tak mempunyai darah sihir. Red). Berkat bantuan kepala sekolah Hogwarts, Profesor Dumbledore, Harry bebas.

Tapi ia belum bebas dari persoalan. Sekolah Hogwarts mempekerjakan seorang guru baru untuk pelajaran Pertahanan terhadap Ilmu Hitam bernama Dolores Umbridge (Imelda Staunton). Hubungannya dengan sang guru bisa dibilang tak mulus. Dolores menganggap Harry telah menyebarkan kebohongan, yaitu berkata bahwa Lord Voldemort (Ralph Fiennes) telah bangkit.

Akibatnya, Harry mendapat hukuman harus menulis kalimat "Saya Tidak Boleh Berbohong" sebanyak-banyaknya. Uniknya, setiap kali menggoreskan kalimat itu di perkamen (lembaran kulit), tulisan itu juga muncul di punggung tangannya. Terasa perih, seakan ditulis dengan pisau bedah.

"Kekejaman" Umbridge makin menjadi-jadi setelah guru baru itu ditunjuk sebagai Inkuisitor Agung oleh Kementerian Sihir. Inkuisitor Agung punya kekuasaan untuk menginspeksi rekan-rekan pengajar dan murid-murid. Umbridge bahkan melarang penggunaan mantra pertahanan di sekolah.

Atas inisiatif kedua sahabatnya, Herminone Granger (Emma Watson) dan Ron Weasley (Rupert Grint), murid-murid kelas lima membentuk kelompok yang diberi nama Laskar Dumbledore untuk belajar mantra Pertahanan terhadap Ilmu Hitam. Harry ditunjuk sebagai pengajar berkat pengalamannya menghadapi Voldemort.

Selain itu, Harry juga mesti belajar Occlumency dari guru yang paling dibencinya, Profesor Severus Snape (Alan Rickman). Ini ilmu yang mampu membuat pemiliknya menutup pikiran dari penetrasi luar. Dengan belajar Occlumency, Harry diharapkan bisa menutup pikirannya dari Voldemort yang jago Legilimency (kemampuan menyadap pikiran orang lain).

Voldemort memang kian menghantui Harry melalui mimpi-mimpinya dan tanpa henti menyiksanya melalui bekas lukanya yang berbentuk petir. Hal ini memaksa Harry bertarung mati-matian menghadapi Voldemort dan Pelahap Maut (pengikut Voldemort). Sayangnya, Harry harus kehilangan orang yang sangat disayanginya…

CIUMAN DAHSYAT
Dalam Order of the Phoenix, tokoh Harry, Ron, dan Herminone masih diperankan oleh wajah-wajah lama. Hanya saja, penampilan dan wajah ketiganya kini lebih dewasa. Harry Potter bukan anak-anak lagi. Kini dia berusia 15 tahun dan duduk di kelas lima sekolah sihir Hogwarts.

Walau sudah terbilang panjang, 138 menit, Yates tak dapat memindahkan seluruh isi novel ke layar lebar. Sekadar informasi, edisi bahasa Indonesia Order of the Phoenix mencapai 1200 halaman. Beberapa bagian cerita harus dipotong, antara lain kisah Ron menjadi kiper Quidditch (olahraga yang menggunakan sapu terbang), Dobby si peri rumah, dan keluarga Neville Longbottom.

Lebih jauh, film yang bujet produksinya mencapai 200 juta dolar Amerika (kira-kira Rp 1,8 triliun) ini tak hanya menggambarkan pertarungan seru Harry melawan Pelahap Maut dan Voldemort, melainkan juga cerita dimulainya kisah cinta Harry. Ya, Harry mulai mengenal indahnya cinta. Adalah Cho Chang (Katie Leung) yang beruntung mendapatkan cinta Harry. Bahkan, Harry mendapat ciuman pertamanya!

Bagaimana rasanya beradegan cium? "Ini bukan jenis ciuman yang seksi. It's very sweet. Seperti kebanyakan ciuman pertama," ungkap Daniel. Adegan cium ini bukan hal mudah buat Daniel dan Katie. "Saya merasa agak gugup melakukannya karena saya sudah lama mengenal kru dan teman-teman. Rasanya agak aneh. Tapi saya dan Katie bersikap profesional, kok," tambah Daniel.

Sementara itu Katie mengatakan, adegan cium bersama Daniel merupakan pengalaman yang menyenangkan. Apalagi, menurut Katie, ciuman Daniel sangat dahsyat. "It was very lovely. Adegan itu berlangsung sekitar 30 detik. Awalnya saya gugup tapi ternyata sangat menyenangkan. Daniel adalah pencium hebat. Dari 10 angka, saya memberinya nilai 11," ujar Katie. Wah…

Ingin tahu seberapa dahsyat ciuman Daniel dan serunya pertempuran Harry melawan para Pelahap Maut? Tunggu aksi sihir Harry, 11 Juli mendatang.

BANJIR PESANAN
Selang 10 hari setelah rilis film Order of the Phoenix, sang pengarang HP, J.K. Rowling, akan meluncurkan seri terakhir HP, Harry Potter and the Deathly Hallows. Buku ini bakal tampil dalam tiga kover, dua merupakan terbitan Bloomsbury (Inggris) dan satu lagi terbitan Scholastic (Amerika). Pada cetakan pertama, Scholastic akan menerbitkan buku HP 7 setebal 784 halaman, sebanyak 12 juta kopi.

Di Inggris dan Amerika, Deathly Hallows, akan diluncurkan tanggal 21 Juli pukul 00.01 waktu setempat. Peluncuran seri terakhir HP ini tentu sangat ditunggu para penggemar HP. Apalagi, menurut Rowling, ada dua tokoh penting yang tewas di Deathly Hallows. Harry, kah, salah satunya? Tentang ini, Rowling belum mau buka mulut.

Kepastian hidup-matinya HP, makin bikin fans HP penasaran. Pesanan buku Deathly Hallows pun membludak. Situs ritel, amazon.com, hingga kini telah mendapat pesanan dari 1,6 juta orang dari seluruh dunia. Angka ini tentu masih bisa bertambah. Sebagai perbandingan, pemesanan seri keenam, Harry Potter and the Half-Blood Prince, berjumlah 1,5 juta orang dari seluruh dunia.

Kehebohan ini juga melanda Indonesia. Beberapa toko buku besar menerima pesanan di muka sejak jauh-jauh hari. Toko Buku Gramedia, misalnya. Untuk pesanan sebelum tanggal 30 Juni, Gramedia memberikan diskon sebesar 20 persen, sedangkan setelah tanggal itu diskon 10 persen. Syaratnya cukup datang langsung dan deposit Rp 100 ribu.

Menurut Hindry Gunawan, manajer toko TB Gramedia Plasa Semanggi Jakarta, sejak April hingga kini pihaknya telah menerima kira-kira 300 kopi. Dibanding seri sebelumnya, pesanan HP 7 lebih banyak. Padahal, TB Gramedia belum bisa memberikan harga pasti buku tersebut. "Karena dari pusat belum ngasih harga, masih negosiasi. Mungkin sekitar Rp 200-300 ribu," tambahnya.

Respon yang sama juga didapat Kinokuniya di Plasa Senayan, Jakarta. Amanda Aayusya, assistant manager, corporate relations & customer service, mengungkapkan, di Kinokuniya Plasa Senayan pesanan sudah mencapai sekitar 500 kopi.

"Sebagai perbandingan, saat HP 6 mendekati terbit, grafik pesanan menurun. Sekarang makin dekat tanggal terbit, makin banyak pesanan. Untuk harga kami belum bisa kasih karena belum keluar dari bagian merchandising. Untuk pesanan di muka, mungkin harganya maksimal Rp 300 ribu dan kami memberi diskon 10 persen. Yang pasti lebih mahal dari sebelumnya karena bukunya lebih tebal," papar Amanda.
Pemesannya pun beragam, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Demi menyambut HP 7, Kinokuniya juga membuat berbagai program, seperti kuis berhadiah dan diskusi buku HP.

Nantinya, pada 21 Juli, Kinokuniya berencana membuat launching party pada pukul 08.30. "Kemungkinan di Indonesia, HP 7 bisa dibuka sejak pukul 07.00. Kami berusaha agar pemesan bisa mendapatkan bukunya secepat mungkin."

Tidak ada komentar: